I'm Indonesian |
Sudah cukup banyak yang menceritakan keindahan Mahameru. Begitulah......karena khususnya di Pulau Jawa, selain merupakan gunung tertinggi, Mahameru juga menyediakan “Paket” komplit berupa lokasi-lokasi yang jarang disediakan di pegunungan lain. Pos Base camp dengan fasilitas penginapan, titik sumber air pada setiap lokasi pemberhentian, track mulai dari datar hingga hampir 90 derajat, padang savana, danau, hutan pinus, kawah, jalur berpasir menuju puncak dan lain sebagainya.
Saya tiga kali ke Mahameru, dan belum bosan.
Bahkan ingin untuk ke empat kali walau belum tahu kapan akan terealisasi. Terakhir juli tahun 2014
Akses kesana bisa dibilang cukup mudah, baik
melalui.....ehm, sebenarnya cuma melalui darat sih hehehe. Maksud saya akses melalui darat bisa dibilang cukup
mudah. Bisa dengan kereta, bus, motor/mobil pribadi.
- Bila dengan motor atau mobil pribadi.........ya mudah saja,
tinggal lihat palang arah ke Tumpang, lalu menuju Ranu Pane, beres.
- Bila dengan kereta, kita cukup naik angkot dari stasiun Malang
Kota menuju ke Tumpang dengan biaya cukup Rp 5.000-Rp 10.000, lalu dari Tumpang kita
naik Jeep menuju ke Ranu pane. Angkotnya seperti ini lah,
Sumber : http://anggialfonso.com/wp-content/uploads/2014/06/stasiun-jeep.jpg |
- Bila dengan bus, kita cukup naik angkot dari terminal Arjosari menuju ke Tumpang
dengan tarif Rp 10.000-Rp 15.000. Dari tumpang ke ranu pane baru menggunakan Jeep.
sumber : https://berjalandanbercerita.files.wordpress.com/2014/06/img-20140526-wa0004.jpg |
Nah...disini permasalahannya hehe
Jeep dari Tumpang menuju ke Ranu pane
rata-rata mematok tarif sekali berangkat Rp 400.000 – Rp 700.000. Itu untuk
sekali perjalanan, bukan PP. Mungkin tidak terlalu masalah bila kita ikut
pendakian grup atau kita berduit, namun untuk ukuran traveler kere yang suka sendirian macam saya biaya sebesar itu mending buat makan 2 minggu hehehe.
Namun jangan khawatir, bila memang pengen
cari murah, kita jangan malu-malu tanya-tanya grup lain yang mau berangkat. Siapa
tahu Jeep yang mereka pesan masih muat satu atau dua orang. Biasanya kita cuma diminta
(kalau memang ada) 30.000 per orang. Atau coba saja tampil compang-camping,
macam pengemis yang kurang makan, pasti lah digratiskan! Sip kan!. Atau kalau
lebih ngegembel lagi cukup naik truk sayur kalau lagi musim panen.
pendaftaran |
Oh iya...usahakan sampai Ranu pane jangan
lebih diatas jam 3 sore. Sayang bila perjalananmu kesorean, selain harus
cepat-cepat juga tidak bisa menikmati pemandangan perjalanan 5 jam dari Ranu
pane ke Ranu Kumbolo. Artinya usahakan pagi sudah di Malang.
Jarak antara Kota malang sampai ke Tumpang
kurang lebih satu jam. Dari tumpang ke Ranu Pane (Ditambah foto-foto dulu di
perjalanan) kurang lebih 90 menit.
Perlu Diingat, sebelum ke Ranu pane kita
harus mendaftar secara resmi di pos Tumpang.
Yang harus
kita isi_apkan :
- formulir
- fotocopi KT
- materai
- surat keterangan sehat dari dokter.
- Dan Biaya masuk lokasi (terakhir
tahun 2014 Juli perhari Rp 17.000)
Cukup banyak memang, tapi itu penting lho!
Sumber : http://3.bp.blogspot.com/-VF1qiudcSNI/VYJjWC3HCNI/AAAAAAAAD1E/5CDMOOCrAUs/s320/Tiket-Masuk-Gunung-Semeru.jpg |
Ok Sudah sampai Ranu Pane, salah satu desa
tertinggi di Jawa selain Prau di Wonosobo.
Pendakian pertama saya tahun 2012 dulu di
waktu sore jam 3.00 WIB sore, pendakian kedua tahun 2013 pagi jam 10.00 WIB,
setelah saya bandingkan ternyata lebih mudah dan lebih asik kalau sore. Itu kenapa
pendakian terakhir tahun 2014 saya putuskan berangkat dari ranu pane jam 3.00
WIB
Dari Ranu Pane Ke Ranu Kumbolo kira-kira
membutuhkan waktu 4-5 jam. Berangkat jam 15.30 WIB, sampai jam 19.30 WIB. Saran saya tidak usah bawa air banyak-banyak, karena
di ranu kumbolo tersedia air yang melimpah. Ingat hanya untuk konsumsi makan
dan minum. TIDAK UNTUK MANDI. Lekas istirahat, pastikan besok bangun pagi untuk melihat sunrise di Ranu Kumbolo. Sunrise di ketinggian 2.400 mDpl
Landengan dowo 2.300 mdpl |
Nenek dan kakek penjual makanan |
Jam 04.25 WIB terbangun, lepas sholat (trus tidur lagi hehehe), jam 5.15 WIB kita rehat dulu dengan beberapa gambar di ranu kumbolo.
Ok...mari kita nikmati dulu Ranu kumbolo :-)
Saat akan muncul sang surya |
Sang surya pun muncul untuk menerangi camp Rakum (saya sengaja tidak mengambil dari sisi sunrise muncul |
Bersih kan, jangan dikotori ;-) |
Ranu Kumbolo sisi utara |
Penduduk Asli Ranu Kumbolo (1) |
Penduduk Asli Ranu Kumbolo (2) |
Cuma 30 menit Sunrise, kabut pun turun |
Ranu Kumbolo sisi barat laut |
Jam 5.30 |
Beberapa pendaki cukup sampai ranu kumbolo |
Tempat "pemukiman" yang lain |
Awan hanya beberapa jengkal di atas kita |
Eloknya ranu kumbolo |
Jam 08.00 WIB setelah sarapan, biasanya pendaki akan melanjutkan perjalanan, tidak usah membawa air terlalu banyak, cukup untuk perjalanan ke kali mati, di kali mati akan tersedia juga sumber air. Jangan lupa Siapkan kamera! Tanjakan cinta, Oro-oro ombo, "Kebun" bunga ungu, hutan pinus, dan penampakan MAHAMERU dari Kali mati akan membuka mata kita betapa eloknya negeri ini.
Tanjakan Cinta yang penuh pejuang patah cinta
Jangan lihat belakang |
Sukses hehe |
Cerita-cerita masyarakat mengatakan, kalau kita mendaki tanpa melihat ke belakang, maka jodoh kita dekat. Yaa! tentu cuma mitos lah. Saya pun juga tidak percaya, tapi anehnya saya melakukan beneran. Tidak lihat ke belakang...bahkan tidak berhenti sampai puncak tanjakan cinta (niat banget jomblo ni ). 1 tahun kemudian ternyata saya menikah hehehe
Ok mungkin cuma kebetulan!
Ranu Kumbolo beres, Oro-oro ombo menanti. Sedap pisan
Oro-oro ombo (Lapangan Luas) |
Bulan musim hujan Mei-Juni |
Turunan menuju oro-oro Ombo |
Awan turun di ketinggian +- 2.400 mdpl |
Belum cukup? ini sisi terbaik dari oro-oro ombo, hamparan Verbena Brasiliensis kurang lebih 2 hektar memenuhi ranu kumbolo.
Yup bunga ungu berumur pendek yang hanya ada pada bulan April - Juli inilah tujuan kedua saya selain puncak. Itu mengapa saya mendaki di bulan juni. Bagaimana? indah kan.
Verbena Brasiliensis hingga 1 m |
Bunga mulai menua |
Tenggelam dalam bunga :P |
perpaduan warna yang menarik |
Kabut mulai turun (lagi) |
jam 14.00 siang kami sampai.
Lokasi sumber air. 30 menit dari Camp Kalimati |
Mendekati kalimati, Mahameru semakin terlihat megah |
Perkemahan di kalimati |
Matahari sedikit bergeser ke barat, tanda mulai menuju sore |
Penduduk asli Kalimati hehehe |
Di kalimati akan ada hiburan menarik, beberapa burung akan turun ke tanah untuk mencari makanan sisa makanan pendaki.
Ok...kita skip dulu.
Jam 19.00 WIB malam bakda isya saya sudah istirahat. Pekerjaan berat menanti, jam 23.00 WIB malam kita harus bangun. Dengan asumsi 5 jam pernjalanan menuju puncak, artinya bila berangkat jam 23.00, kita akan sampai di puncak jam 04.00 WIB pagi.
Atau setidaknya jam 05.00 WIB pagi
Zzzz.....Zzzzz
saat puncak sudah dalam niat
maka tidak ada alasan untuk berhianat
lalu aku akan bersepakat pada kaki dan hati
untuk tidak kembali sebelum puncak terdaki
Zzzzzz......Zzzzzz
Jam 23.00 WIB tepa saya terbangun. Beberapa peralatan saya tinggal di tenda, cukup air beberapa makanan ringan, kamera (tentu), jaket, bolpoin kertas, plastik sampah yang saya bawa. Pendakian yang cukup sulit, semakin pagi semakin dingin. Satu yang harus diingat, sebaiknya membawa sepatu daripada sandal. Sepatu akan lebih memudahkan untuk mendaki daripada sandal, setidaknya kaki tidak sakit. Dan jangan lupa bawa sarung tangan, jarum di angka antara 3 dan 4 adalah cuaca
terdingin, pada kondisi ini batu bisa sedigis es.
Terutama musim kemarau.
Sujud syukur tersembah untuk_NYA saat tepat jam 5 saya sampai pada yang tertinggi, pada yang terrmegah, Sang MAHAMERU.
Sang saka merah putih |
Kita nikmati pemandangan kawah mahameru |
Bertemu pendaki dari Undip Semarang |
Oro-oro pasir ^_^ |
Turis dari Swedia dengan kamera canggihnya |
1 menit menjelang sunrise |
Sunrise Mahameru |
Dan Surya pun menerangi sang puncak |
Jam 8 pagi |
Catatan : Menurut warga pendaki jangan lebih dari jam 12.00 WIB di puncak, asap lama-lama akan menjadi beracun.
Trims untuk yang bersedia menempuh 300 Km pp
Selamat mendaki :-) |
Baca Juga :
http://oseanografi-yuwonoceanografer.blogspot.co.id/2012/01/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar