Adzan
sayup-sayup terdengar beriring tenggelamnya surya. Kulihat jam sudah menunjuk
pada angka 6. Sudah 1 jam melewati
jalanan yang penuh ilalang. Kuamati sekeliling tempat aku berpijak, tampak
barisan pohon yang membentuk benteng sepanjang kurang lebih 50 meter, namun di
tengahnya terdapat jalan masuk seperti gerbang menuju gua.
“sedikit
lagi sampai!”
Aku
memang sedikit hapal tempat ini, karena ini pendakianku yang ke 6 di Ungaran. “Bismillah..”
Kuminum sedikit bekalku. Lima menit kemudian, aku melihat dataran tertinggi
dari Ungaran. Kupastikan itu adalah puncak. Surya sudah benar-benar tenggelam
bersama sinarnya. Senter kunyalakan untuk menerangi lokasi-lokasi lain untuk pendirikan
tenda, setelah beberapa waktu, akupun menemukan lokasi yang pas. Gelap semakin
menandakan malam benar-benar sudah menyelimuti. Setelah sholat magrib, tidak
sampai 20 menit tenda sudah berdiri. Kusinari lagi sekeliling lokasi, lalu aku
memutuskan untuk istirahat di dalam tenda.
“Sudah
kuduga aku akan sendirian disiini” Kataku dalam hati, “tidak ada yang akan mau
mendaki di bulan puasa”