Rabu, 31 Agustus 2016

Menjaga verbena brasiliensis vell Part II (end)



Meskipun sekarang diperbolehkan mengambil verbena, namun tidak tahu kenapa saya masih merasa tidak nyaman melihat pendaki  khususnya kaum hawa foto sambil merusak...eh, maksudnya memetik bunga itu. Alasan saya pribadi, memperlihatkan gambar tersebut akan secara tidak langsung mempengaruhi fikiran bawah sadar bagi yang melihat dan muncul kesimpulan bahwa memetik bunga di gunung itu “its ok”. Tidak masalah...




Iya saya tahu, kalian pembaca tulisan ini mungkin pendaki yang smart, tahu aturan. Tapi di luar sana, justru lebih buuaanyaaak pendaki alay nan lebay, yang sangat hoby merusak-porandakan bunga demi kepentingan pribadi (baca : selfiedan). 



Ingat kasus pemerkosaan Taman Amarilys, Yogyakarta kan? Udah selfiedan, eh..waktu di protes pake alasan, katanya kalau sudah bayar bisa melakukan apapun. Benar-benar selfiedan bukan? Karena mungkin di alam bawah sadarnya mengatakan memetik bunga itu sangat menyenangkan. Dan orang seperti itu tentu tidak faham aturan.
 
sumber : http://assets.kompas.com/data/photo/2015/11/28/1709175Ribuan-pengunjung-datang-setiap-harinya-untuk-melihat-langsung-hamparan-bunga-amaryllis-yang-sedang-viral-di-media-sosial780x390.jpg

Kalian, pendaki kaum hawa, sudah cantik kok tanpa memetik apapun. Perempuan yang hoby mendaki selalu terlihat lebih menarik...Sueer!

Tapi terserah, ini pendapat pribadi, pendapat pendaki kolot. Tidak didengarkan tidak masalah, yang penting dilaksanakan he.he



Kembali ke kekasihku, verbena brasiliensis vell.

Terutama yang muslim, baca coba ayat dibawah ini :
Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan akibat perbuatan tangan manusia, supaya Allâh merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) [Al Quran Surat Ar-Rum:41]

Yang diperingatkan oleh Tuhan itu manusia atau verbena brasiliensis? Jawab jawab jawab!


Tentu manusia. Tuhan tahu manusialah yang paling memungkinkan untuk merusak. Tidak kawanan harimau yang terkenal buas, tidak kumpulan ikan piranha yang terkenal mematikan, tidak pula tumbuhan pemakan bangkai, ular, buaya,...tidak pula verbena!


Memangsa iya, mendominasi mungkin saja, invasif bisa jadi..namun merusak tidak akan terjadi. Saat sebagian habitat mendominasi dalam ekosistem, maka dengan otomatis alam akan membatasi lalu mengurangi. Entah dengan kematian, entah musim, entah kondisi iklim, entah dihentikan oleh habitat lain atau yang lainnya. Uniknya, tidak akan punah. Justru yang membuat punah adalah manusia. Dari penangkapan, perusakan, pembakaran dan lain-lain.


Jadi....kembali lagi ke verbena brasiliensis vell yang ada di Semeru, salah satu gunung kebanggan di pulau jawa. Silahkan bila memang menurut study bunga itu harus dikurangi karena sifatnya. Mungkin sampai sekarang belum ditemukan ada jenis habitat lain yang mampu mereduksi jumlah kawanan bunga itu. Mungkin belum ditemukan jenis habitat pengendali. Tapi itu tidak berarti dimusnahkan juga kan, cukuplah di batasi atau dikurangi.
 
Verbena mati saat musim kemarau

Kondisi Bunga Verbena pendakian bulan agustus saat kemarau tahun 2013
Ingat, jangan sampai kita mengatakan bahwa menghilangkan verbena adalah salah satu habitat adalah cara menyelamatkan ekosistem. Namun ternyata secara tidak sadar itulah jalan awal kerusakan ekosistem. Terkadang penyesalah baru terbit setelah kehilangan sesuatu.

“Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi !” Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan” Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar [Al Quran Surat al-Baqarah:11-12]


Pasti ada cara yang lain kan? Semoga

Mari kita jaga verbena brasiliensis vell.

End

--------
lihat lihat lagi mumpung masih belum di apa-apakan hehe





Tidak ada komentar:

Posting Komentar