Meskipun
sekarang diperbolehkan mengambil verbena, namun tidak tahu kenapa saya masih
merasa tidak nyaman melihat pendaki
khususnya kaum hawa foto sambil merusak...eh, maksudnya memetik bunga
itu. Alasan saya pribadi, memperlihatkan gambar tersebut akan secara tidak
langsung mempengaruhi fikiran bawah sadar bagi yang melihat dan muncul
kesimpulan bahwa memetik bunga di gunung itu “its ok”. Tidak masalah...
Iya
saya tahu, kalian pembaca tulisan ini mungkin pendaki yang smart, tahu aturan.
Tapi di luar sana, justru lebih buuaanyaaak pendaki alay nan lebay, yang sangat
hoby merusak-porandakan bunga demi kepentingan pribadi (baca : selfiedan).
Ingat kasus pemerkosaan Taman Amarilys, Yogyakarta kan? Udah selfiedan, eh..waktu di protes pake alasan, katanya kalau sudah bayar bisa melakukan apapun. Benar-benar selfiedan bukan? Karena mungkin di alam bawah sadarnya mengatakan memetik bunga itu sangat menyenangkan. Dan orang seperti itu tentu tidak faham aturan.
Ingat kasus pemerkosaan Taman Amarilys, Yogyakarta kan? Udah selfiedan, eh..waktu di protes pake alasan, katanya kalau sudah bayar bisa melakukan apapun. Benar-benar selfiedan bukan? Karena mungkin di alam bawah sadarnya mengatakan memetik bunga itu sangat menyenangkan. Dan orang seperti itu tentu tidak faham aturan.
sumber : http://assets.kompas.com/data/photo/2015/11/28/1709175Ribuan-pengunjung-datang-setiap-harinya-untuk-melihat-langsung-hamparan-bunga-amaryllis-yang-sedang-viral-di-media-sosial780x390.jpg |
Kalian,
pendaki kaum hawa, sudah cantik kok tanpa memetik apapun. Perempuan yang hoby
mendaki selalu terlihat lebih menarik...Sueer!
Tapi
terserah, ini pendapat pribadi, pendapat pendaki kolot. Tidak didengarkan tidak
masalah, yang penting dilaksanakan he.he
Kembali
ke kekasihku, verbena brasiliensis vell.
Terutama yang muslim, baca
coba ayat dibawah ini :
Telah
nampak kerusakan di darat dan di lautan akibat perbuatan tangan manusia, supaya
Allâh merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar) [Al Quran Surat Ar-Rum:41]
Yang
diperingatkan oleh Tuhan itu manusia atau verbena brasiliensis? Jawab jawab
jawab!
Tentu
manusia. Tuhan tahu manusialah yang paling memungkinkan untuk merusak. Tidak
kawanan harimau yang terkenal buas, tidak kumpulan ikan piranha yang terkenal mematikan,
tidak pula tumbuhan pemakan bangkai, ular, buaya,...tidak pula verbena!
Memangsa
iya, mendominasi mungkin saja, invasif bisa jadi..namun merusak tidak akan
terjadi. Saat sebagian habitat mendominasi dalam ekosistem, maka dengan
otomatis alam akan membatasi lalu mengurangi. Entah dengan kematian, entah
musim, entah kondisi iklim, entah dihentikan oleh habitat lain atau yang
lainnya. Uniknya, tidak akan punah. Justru yang membuat punah adalah manusia.
Dari penangkapan, perusakan, pembakaran dan lain-lain.
Jadi....kembali
lagi ke verbena brasiliensis vell yang ada di Semeru, salah satu gunung
kebanggan di pulau jawa. Silahkan bila memang menurut study bunga itu harus
dikurangi karena sifatnya. Mungkin sampai sekarang belum ditemukan ada jenis
habitat lain yang mampu mereduksi jumlah kawanan bunga itu. Mungkin belum
ditemukan jenis habitat pengendali. Tapi itu tidak berarti dimusnahkan juga
kan, cukuplah di batasi atau dikurangi.
Ingat,
jangan sampai kita mengatakan bahwa menghilangkan verbena adalah salah satu
habitat adalah cara menyelamatkan ekosistem. Namun ternyata secara tidak sadar
itulah jalan awal kerusakan ekosistem. Terkadang penyesalah baru terbit setelah
kehilangan sesuatu.
“Janganlah
kamu membuat kerusakan di muka bumi !” Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami
orang-orang yang mengadakan perbaikan” Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah
orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar [Al Quran Surat
al-Baqarah:11-12]
Pasti
ada cara yang lain kan? Semoga
Mari
kita jaga verbena brasiliensis vell.
End
--------
lihat
lihat lagi mumpung masih belum di apa-apakan hehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar