Selasa, 28 Juni 2016

Pendakian Ungaran, Sendiri

Adzan sayup-sayup terdengar beriring tenggelamnya surya. Kulihat jam sudah menunjuk pada angka 6. Sudah 1 jam  melewati jalanan yang penuh ilalang. Kuamati sekeliling tempat aku berpijak, tampak barisan pohon yang membentuk benteng sepanjang kurang lebih 50 meter, namun di tengahnya terdapat jalan masuk seperti gerbang menuju gua.

“sedikit lagi sampai!”


Aku memang sedikit hapal tempat ini, karena ini pendakianku yang ke 6 di Ungaran. “Bismillah..” Kuminum sedikit bekalku. Lima menit kemudian, aku melihat dataran tertinggi dari Ungaran. Kupastikan itu adalah puncak. Surya sudah benar-benar tenggelam bersama sinarnya. Senter kunyalakan untuk menerangi lokasi-lokasi lain untuk pendirikan tenda, setelah beberapa waktu, akupun menemukan lokasi yang pas. Gelap semakin menandakan malam benar-benar sudah menyelimuti. Setelah sholat magrib, tidak sampai 20 menit tenda sudah berdiri. Kusinari lagi sekeliling lokasi, lalu aku memutuskan untuk istirahat di dalam tenda.

“Sudah kuduga aku akan sendirian disiini” Kataku dalam hati, “tidak ada yang akan mau mendaki di bulan puasa”