Sabtu, 07 Januari 2012

Batam Part I, Petualangan Pun Bermula

“..........tidak perlu melakukan kegiatan yang kurang perlu, tidak perlu panik, duduklah dengan nyaman, dan silakan menonaktifkan handphone dan alat elektronik lainnya karena akan mengganggu keselamatan perjalanan anda. Silakan menanyakan bila ada yang kurang dimengerti dan selamat menikmati penerbangan anda.”  Kira-kira seperti itu kata-kata yang diucapkan semua pramugari kepada orang-orang yang dilihatnya. Tak terkecuali pramugari yang ada di depanku. Jika diperhatikan pramugari-pramugari itu memang menggunakan bahasa dengan kata-kata dan pengucapan kalimat yang sangat lancar, jelas, fasih, dan menggunakan tata bahasa sesuai kaidah, ditambah senyuman dan diimbangi suara merdu yang semakin mempercantik paras yang menghiasi wajahnya.



            Sudah bisa ditebak, perlakuan dan cara berbicaranya langsung membuatku terpesona dan seakan-akan seperti tersugesti untuk segera melaksanakan anjuran yang disampaikan, tidak tahu penumpang yang lainnya. Mungkin pendapatku norak, tapi pramugari-pramugari itu memang layaknya semacam mesin yang memperagakan sesuatu yang sepertinya sudah terprogram. Sampai aku berfikir tentu ketika aku berbicara dan memberi nasehat, akan lebih didengarkan orang bila penyampaianku dengan bahasa yang menarik dan mudah diahami karena memang harus aku akui mesin-mesin itu memang sangat menarik he,e,e,e,

            Setelah dirasa apa yang disampaikan cukup dan para pramugari-pramugari itu meninggalkan  barulah deruman logam yang mempunyai berat lebih dari lima puluh ton itu mengantarku melayang meninggalkan bandara Ahmad Yani yang merupakan satu-satunya bandara yang ada di semarang. Di ketinggian kurang lebih lima ratus meter masih terlihat bandara yang mempunyai landasan seluas 2.680 x 45 m terlihat kecil semacam bentuk bangun dalam permainan monopoli.

              Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.( yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan , tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah  dari siksa neraka. (Q.s. Ali Imran:190- 191). 

            Memang hanya empat puluh lima menit aku melayang, tapi Tuhan memberiku kesempatan untuk berpuas-puas menikmati Ciptaan_Nya berupa pemandangan yang menurutku memang luar biasa. Langit yang biasaanya ada diatasku berganti berada dibawahku. Biru dengan bongkahan putih yang tidak rata seperti laut yang hampir tertutupi bongkahan es. Di tempat lain malahan berbentuk seperti jurang-jurang dan tebing yang curam berwarna putih kapas layaknya negeri dongeng yang ada di kartun-kartun. Entah bagaimana Tuhan membuat karyanya yang Maha luar biasa itu. Karena yang aku tahu tugas kita memang untuk mencari tahu agar bisa bersyukur akan ciptaan_Nya. Oh iya...aku baru tahu, ternyata selain terkagum-kagum dengan pramugari kita juga bisa mengetahui ciri orang norak dan tidaknya ketika ada di pesawat terbang adalah terus-terusan melihat kaca yang ada di dinding pesawat tanpa sedikitpun memberi kesempatan pandangan menoleh ke tempat lain kecuali pramugari itu muncul lagi!

            Penerbangan yang singkat mengantarkanku ke sebuah bandara lagi yang bertempat di Ibukota. Bandara Soekarno-Hatta tepatnya. Bandara yang satu ini ternyata lumayan luas. Dari keterangan yang kubaca bandara yang ternyata terbesar di Indonesia ini memiliki luas 18 Km2. Lebih luas dari sepuluh lapangan sepak bola yang dijadikan satu. Bandara ini  ternyata mempunyai sejarah yang cukup panjang. Menggantikan peran dari bandara kemayoran yang telah beroprasi sejak tahun 1928-1974 karena penerbangan Bandara Kemayoran dianggap terlalu dekat dengan Bandara Halim Perdana Kusuma yang merupakan basis militer Indonesia. Sehingga area penerbangan menjadi sempit dan bisa mengancam lalu lintas Internasional. Dan pada tanggal 20 Mei 1980 pembanguna Bandara dimulai dengan perjanjian kontrak selama empat tahun. Pada tanggal 1 Desember 1984 secara fisik akhirnya bangunan dapat terselesaikan dengan baik dan akhirnya perintah kontrol udara dan daratan di bandara yang dinamai Presiden dan Wakil Presiden saat itu dinyatakan resmi dikeluarkan dan bandara dapat difungsikan.

            Aku tidak terlalu lama berada di Bandara Soekarno-Hatta karena pesawat kedua sudah menunggu untuk penerbangan kedua. Setelah kurang lebih enam jam  menunggu, sebuah pesawat datang untuk menjemput para penumpang. Setelah cek-in  aku diizinkan untuk memasuki pesawat yang mempunyai besar dan bentuk yang sama dengan pesawat sebelumnya. Tidak jauh berbeda dengan penerbangan pertama. Aku tetap saja terkagum-kagum dengan pramugari dan pemandangan di luar kaca jendela, apalagi terhias langit kuning keemasan yang terpampang luas dan megah karena memang waktu itu menunjukkan pukul lima sore. 90 menit perjalanan mengantarkanku ke sebuah tempat yang baru sekali dan sudah lama ingin sekal aku datangi. Sebuah kepulauan yang mempunyai bentuk sangat menarik berikut juga dengan keindahan pemandangan alamnya, sebuah wilayah yang berada diantara Sumatra, Negara Singapura dan Perairan Negara Malaysia. Tempat dimana salah satu keping puzlle kehidupanku tercerca. Sayup-sayup terdengar informasi dari kabin pesawat kalau sekarang sudah masuk waktu berbuka puasa untuk orang-orang yang berpuasa. sambil merasakan nikmat berbuka ala kadarnya yang ternyata memang tetap nikmat karena kondisi memang letih dan lapar aku sejenak menerawang dalam fikiranku sendiri. "Dan sekarang disinilah aku mengambil salah satu kepingan dan menyusunnya untuk mendapatkan gambar kehidupan yang utuh dan indah."

.......BATAM.

To be coninued...
 01-08-2011

Bandhara Ahmad yani Semarang














we fly..


 Hang Nadim Batam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar